Akang Ewon Hadiri Kemah Konservasi Bersama Lingkar Gunung Indonesia

Oleh Unggung Rispurwo, 12/11/2023

Akang Ewon bersama para narasumber melakukan Salam Tobat sebagai bentuk komitmen menyelamatkan alam

Bagikan:

402

BERITASAE.ID- BANDUNG. Lingkar Gunung Indonesia bekerjasama dengan MMP Tahura H. Juanda menggelar Kemah Konservasi di Tonjong Maribaya, 11 - 12 November 2023.

Kegiatan selain bersilaturahmi dengan para komunitas, aktivis lingkungan dan Mahasiswa juga digelar diskusi konservasi alam dengan mengundang para narasumber yang kompeten di bidangnya serta edukasi penanganan hewan liar seperti ular.

Adapun narasumber yang hadir, Dicky, S.Hut Pengendali Ekosistem Tahura H. Juanda, Steve Ewon salah satu pegiat lingkungan, Jack mewakili Lingkar Gunung Indonesia, serta Mediatataruang yang dipandu moderator Kang Abu Yasmin.

Membuka diskusi tersebut, Dicky menggambarkan bagaimana kondisi Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda (Tahura Djuanda) merupakan kawasan konservasi yang terpadu antara alam sekunder dengan hutan tanaman dengan jenis Pinus (Pinus merkusil) yang terletak di Sub-Daerah Aliran Sungai Cikapundung dan DAS Citarum yang membentang mulai dari Curug Dago, Dago Pakar sampai Curug Maribaya.

"Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda menjadi tempat pelestarian atau tempat konservasi bagi berbagai macam flora dan fauna. Adapun beberapa jenis flora yang ada disana yaitu mahoni Uganda, kitembaga, kisireum, kihujan, jamur, dan masih banyak lagi. Kemudian untuk fauna yang ada disana yaitu kupu-kupu, burung elang, alap-alap, kepodang, ciung, kutilang, prendjak, tekukur, monyet ekor panjang (macaca), lutung, rusa, laba-laba, banana fly, scorpion fly, ruberfly, ngengat, capung, katak, kodok, ular phyton, ular koros, ular kopi, ular tanah, kelelawar, dan lain-lain, selain itu, Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda menjadi tempat lintasan migrasi burung elang dari utara ke selatan," ujar Dicky.

Dicky menambahkan, Taman hutan raya atau adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau atau satwa yang alami atau buatan, jenis asli dan atau bukan asli serta dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata, dan rekreasi.

"Di dalam tahura dapat dilakukan beberapa kegiatan untuk sejumlah kepentingan seperti penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, dan wisata alam. Tahura dikelola oleh pemerintah provinsi Jawa Barat melalui Dinas Kehutanan dapat dibangun sarana kepariwisataan berdasarkan rencana pengelolaan. Untuk kegiatan kepariwisataan dan rekreasi, pemerintah dapat memberikan hak pengusahaan atas zona pemanfaatan tahura dengan mengikutsertakan rakyat dengan tidak menggangu tujuan konservasi didalamnya," kata Dicky.

Sementara itu, senada dengan Dicky, Steve Ewon atau kerap disapa Akang Ewon menyampaikan apresiasi kepada Lingkar Gunung Indonesia yang konsisten dan terus berkomitmen memberikan manfaat bagi masyarakat melalui upaya-upaya yang dilakukan.

"Tentu saja apresiasi kepada Lingkar Gunung Indonesia yang terus bergerak memberikan manfaat bagi masyarakat terutama bagi upaya mempertahankan dan meningkatkan kualitas ekosistem kawasan hutan dimanapun. Kemudian kepada Dinas Kehutanan melalui Tahura H. Juanda juga sangat luar biasa telah memberikan edukasi dan aksi nyata lainnya terhadap penyelamatan lingkungan," ujar Akang Ewon.

Dalam dialog tersebut, Akang Ewon mengajak para kaum pemuda khususnya mahasiswa yang hadir untuk bisa memahami bagaiman peesoalan Kehutanan yang telah disampaikan para narasumber.

"Kepada adik-adik mahasiswa dan komunitas lainnya tentunya saya berharap untuk bisa memahami persoalan kehutanan selain yang diperoleh secara teoritis di kampus, hal penting yang harus dipahami terhadap peesoalan Kehutanan adalah persoalan mental sumberdaya manusianya itu sendiri. Karena, pemerintah telah membuat regulasi dan aturan penegakan hukum terhadap pelanggar lingkungan dan hutan, tetapi hingga saat ini masih belum efektif memberikan dampak terhadap penyelamatan ekosistem kawasan hutan," tegas Akang Ewon.

Ia berharap diskusi seperti ini bisa terus dilaksanakan dan konsisten agar proses regenerasi kepada para penerus bangsa ini bisa menjadi penguatan.

"Harapan saya kedepan diskusi ini terus berjalan kapan dan dimanapun sebagai bagian dari pencerahan dan edukasi dari semua stakeholder dan lembaga apapun demi terciptanya kelestarian hutan untuk masa depan anak cucu kita," pungkasnya. (Uwo-)***

Tag: Akang Ewon Konservasi Tahura hutan lingkungan