Oleh Unggung Rispurwo, 16/11/2023
BERITASAE.ID - KAB. KUNINGAN. Kabar baik dari Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC), melalui kamera pemantau telah merekam keberadaan tiga ekor Macan Tutul Jawa (Pantera Pardus Melas).
Hal ini disampaikan Kepala Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC), Maman Surahman yang menyebutkan, temuan tiga ekor Macan Tutul Jawa (Pantera Pardus Melas) dari kamera pemantau.
Keberadaannya Macan Tutul Jawa tersebut menambah populasi satwa kunci pada gunung tertinggi di Provinsi Jawa Barat ini.
"Tentu ini kabar baik. Ini adalah satu langkah keberhasilan dari kami untuk mendapatkan data dan informasi terkait keberadaan Macan Tutul Jawa di Gunung Ciremai," kata Maman saat ditemui di kantornya, Rabu (15/11/2023) seperti dikutip dari Kompas.
Maman menjelaskan, berdasarkan Surat Keputusan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terkait penetapan Taman Nasional Gunung Ciremai ini, Balai TNGC diberikan mandat untuk menjaga dan melestarikan tiga jenis satwa kunci.
Satwa kunci tersebut antara lain: Surili (presbytis), Elang Jawa (Nisaetus Bartelsi), dan Macan Tutul Jawa (Pantera Pardus Melas).
Khusus untuk Macan Tutul Jawa, Maman menyebut, temuan tiga ekor individu baru ini menambah jumlah populasi yang ada di Taman Nasional Gunung Ciremai, dengan jumlah total tujuh ekor.
Ketujuh ekor tersebut antara lain: dua ekor yang ada awal, dua ekor (Slamet Ramadhan berkelamin jantan dilepasliarkan Juli 2019 dan Rasi berkelamin betina dilepasliarkan Maret 2022), dan tiga ekor yang diduga individu baru.
"Jadi, selain macan Tutul Slamet dan Rasi, dan dua ekor sebelumnya, jadi empat. Nah setelah kami lakukan inventarisasi dan pemantauan kemarin, diindikasikan dari pola tutul sepintas, dan dari bentuk dan ukuran, ada tiga individu yang baru. Kalau sebelumnya empat, dan tiga baru, jadi tujuh," terang Maman.
Meski demikian Maman bersama tim pemantau, berulang kali menegaskan bahwa temuan tiga ekor Individu Macan Tutul Jawa ini masih harus diteliti lebih lanjut.
Pihaknya harus melaporkan kepada tim ahli untuk didalami dari pola tutul, ukuran, dan juga data-data lainya.
Maman juga menegaskan, kabar baik ini juga harus meningkatkan upaya penjagaan dan pelestarian satwa di lingkungan Gunung Ciremai.
Seluruh pihak harus pro aktif menjaga dari berbagai macam gangguan yang dapat merusak.
Pasalnya, dia menyadari bahwa Gunung Ciremai merupakan kawasan yang terbuka dan dikelilingi sebanyak 52 buah desa dari tiga kabupaten.
Ketiga kabupaten itu yakni Kabupaten Kuningan, Kabupaten Majalengka, dan sebagian kecil di Kabupaten Cirebon.
"Jadi, ada warga yang merespons dengan turut menjaga kelestarian, tapi tidak menutup kemungkinan ada yang melampiaskan dengan melakukan perburuan liar. Ini yang harus kita jaga bersama secara aktif," tegas Maman.***
Rekomendasi Artikel
Artikel Terpopuler